TUGAS PENGANTAR BISNIS
"Organisasi"
Disusun oleh :
Nama : Daliyani Putri M
Npm : 21216668
Kelas : 1EB13
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Organisasi
adalah suatu sistem yang menghubungkan sumber - sumber daya sehingga
memungkinkan pencapaian tujuan atau sasaran tertentu. Pelaksanaan suatu proses
pengorganisasi yang sukses akan membuat suatu organisasi dapat mencapai
tujuannya.
Organisasi
yang merupakan alat untuk mencapai tujuan, harus menyusun suatu sistem untuk
melakukan tindakan yang ditentukan dengan merancang struktur hubungan antara
pekerja, personalia, dan faktor - faktor fisik.
Didalam organisasi umumnya sering menghadapi
permasalahan seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan lingkungan.
Masalah ini merupakan tantangan bagi organisasi agar dapat mencari jalan keluar
dan menyesuaikan diri terhadap perkembangan perkembangan zaman tersebut.
Semua
kegiatan dari tiap bagian harus terkoordinir untuk mencapai suatu tujuan dari
sebuah perusahaan secara keseluruhan. Untuk itu sebelum membentuk sebuah
organisasi kita harus memahami lebih jelas
mengenai makna dari sebuah “organisasi” guna menghasilkan sebuah
organisasi yang dapat mencapai sebuah tujuan tersebut dengan baik.
2. Perumusan
Masalah
Berdasarkan urain latar belakang seperti
di atas, maka dalam penulisan ini, penulis mengambil beberapa pokok
permasalahan sebagai berikut :
1.
Apa
pengertian dari organisasi ?
2.
Bagaimana
dari bentuk-bentuk struktur organisasi ?
3.
Apa
saja perbedaan dari struktur organisasi garis, garis dan staff, serta
fungsional ?
4.
Apa
saja fungsi dari kelompok kerja dan cara pembentukannya ?
5.
Mengapa
dapat timbul organisasi informal dalam perusahaan ?
3. Tujuan
Penulisan
1. Untuk menjelaskan mengenai
pengertian dari organisasi.
2. Untuk menjelaskan mengenai bentuk-bentuk
struktur organisasi
3. Untuk menjelaskan mengenai perbedaan
dari struktur organisasi garis, garis dan staff, serta fungsional.
4. Untuk menjelaskan fungsi dari
kelompok kerja dan cara pembentukannya
5. Untuk menjelaskan alasan dari
timbulnya organisasi informal dalam perusahaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian
Organisasi
Kata “organisasi” mempuyai dua pengertian
umum. Pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional, seperti organisasi
perusahaan, rumah sakit, perwakilan pemerintah atau suatu perkumpulan olahraga.
Pengertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian, sebagai suatu cara
dalam mana kegiatan organisasi di
alokasikan dan ditugaskan di antara para anggotanya agar tujuan organisasi
dapat tercapai dengan efisien.
Menurut
para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
a. Stoner
mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola
hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan
mengejar tujuan bersama.
- James D. Mooney
mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
- Chester I. Bernard
berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
- Stephen P. Robbins
menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. - W.J.S. Poerwadarminta
Organisasi
merupakan susunan dan aturan dari berbagai bagian (orang atau kelompok)
sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur dan tertata.
f.
Janu
Murdiyamoko & Citra Handayani
Organisasi merupakan sebuah sistem sosial yang mempunyai identitas kolektif secara tegas, progja yang jelas, prosedur dan cara kerja, serta daftar anggota yang secara terperinci.
g.
Max
Weber
Organisasi ialah suatu kerangka terstruktur yang di dalamnya berisikan wewenang, tanggung jawab dan pembagian kerja untuk menjalankan masing-masing fungsi tertentu.
h.
M. Dahlan
Al Barry
Organisasi merupakan pengaturan dan penyusunan bagian-bagian tertentu hingga menjadi satu kesatuan, aturan dan susunan dari berbagai bagian sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur dan gabungan kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
i.
Richard
Scott
Organisasi merupakan suatu kolektivitas yang disengaja & dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang didasarkan pada asas kelangsungan.
j.
Victor A.
Thompson
Organisasi merupakan suatu integrasi dari sejumlah orang yang ahli yang bekerja sama dengan sangat rasional & impersonal untuk mencapai tujuan - tujuan yang spesifik &telah disepakati sebelumnya.
k. Kochler
Organisasi merupakan sebuah sistem terstruktur yang mengkoordinasikan usaha tertentu oleh suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan.
l.
Schein
Organisasi ialah suatu bentuk koordinasi segala aktivitas yang rasional oleh sejumlah orang untuk mencapai tujuan melalui pembagian dalam pekerjaan & fungsi hirarki otoritas serta tanggungjawab masing-masing anggota.
Organisasi ialah suatu bentuk koordinasi segala aktivitas yang rasional oleh sejumlah orang untuk mencapai tujuan melalui pembagian dalam pekerjaan & fungsi hirarki otoritas serta tanggungjawab masing-masing anggota.
2. Bentuk
– Bentuk Struktur Organisasi
Struktu Organisasi (disain organisasi)
dapat didefinisikan sebagai mekanisme – mekanisme formal dengan nama organisasi
dikelola.
Adapun faktor – faktor utama yang
menentukan perancangan struktur organisasi adalah sebagai berikut :
1.
Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya.
2.
Teknologi yang digunakan.
3.
Anggota (karyawan) dan orang – orang
yang terlibat dalam
organisasi.
4.
Ukuran organisasi.
Bentuk-bentuk Struktur Organisasi ini ada 4 macam, yaitu :
1.
Struktur
Organisasi Lini
2.
Struktur
Organisasi Lini & Staff
3.
Struktur
Organisasi Fungsional
4.
Struktur
Organisasi Fungsional & Staff
Adapun Penjelasan mengenai 4 macam bentuk
Struktur Organisasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Struktur Organisasi Lini
Organisasi bentuk garis di ciptakan oleh
Henry Fayol. Pada struktur organisasi ini, wewenang dari atasan disalurkan
secara vertikal kepada bawahan. Begitu juga sebaliknya, pertanggungjawaban dari
bawahan secara langsung di tujukan kepada atasan yang memberi perintah. Umumnya
organisasi yang memakai struktur ini adalah organisasi yang masih kecil, jumlah
karyawannya sedikit dan spesialisasi kerjanya masih sederhana.
2.
Struktur
Organisasi Fungsional
Struktur organisasi fungsional diciptakan
oleh F.W.Taylor. Struktur ini berawal dari konsep adanya pimpinan yang tidak
mempunyai bawahan yang jelas dan setiap atasan mempunyai wewenang memberi
perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubunganya dengan fungsi atasan
tersebut. Setiap pegawai mempunyai pengawas lebih dari satu orang atasan yang
berberda-beda.
3. Struktur Organisasi Lini dan Staf
Struktur organisasi ini merupakan struktur
organisasi gabungan yang di kembangkan oleh Harrington Emerson. Struktur ini
umumnya digunakan oleh organisasi yang besar, daerah kerja luas, bidang tugas
yang beraneka ragam dan jumlah bawahan yang banyak sehingga pimpinan tidak bisa
bekerja sendiri, melainkan memerlukan bantuan staf. Staf adalah orang ahli
dalam bidang tertentu yang bertugas memberi nasihat dan saran kepada pimpinan
dalam organisasi tersebut.
4.
Struktur
Organisasi Fungsional dan Staf
Struktur organisasi ini merupakan gabungan
dari bermacam-macam struktur organisasi dengan memakai sistem gabungan ini di
mungkinkan memilih, yang menguntungkan di pakai yang merugikan di tinggalkan.
3. Perbedaan Antara Struktur Organisasi Garis, Garis & Staff, Serta
Fungsional.
1.
Organisasi Garis/Lini
Organisasi Garis/Lini adalah suatu bentuk organisasi dimana
pelimpahan wewenang langsung secara vertical dan sepenuhnya dari kepemimpinan
terhadap bawahannya
Bentuk lini juga disebut bentuk lurus
atau bentuk jalur. Bentuk ini merupakan bentuk yang dianggap paling tua dan
digunakan secara luas pada masa perkembangan industri pertama. Organisasi Lini
ini diciptakan oleh Henry Fayol :
a.
Hubungan
antara pimpinan & bawahan masih bersifat langsung melalui satu garis
wewenang.
b.
Selain
top manajer, manajer dibawahnya hanya sebagai pelaksana
c.
Jumlah
karyawan sedikit.
d.
Sarana
dan alatnya terbatas.
e.
Bentuk
lini pada perusahaan perseorangan, pemilik perusahaan adalah sebagai top
manajer .
f.
Organisasi
kecil.
Ø Kebaikan dari struktur organisasi garis
1. Atasan dan bawahan dihubungkan dengan
satu garis komando.
2. Rasa solidaritas dan spontanitas seluruh
anggota organisasi besar.
3. Proses decesion making berjalan cepat.
4. Disiplin dan loyalitas tinggi
5. Rasa saling pengertian antar anggota
tinggi.
Ø
Kelemahan dari struktur organisasi garis
1. Ada tendensi gaya kepernimpinan
otokratis
2. Pengembangan kreatifitas karyawan
terhambat
3. Tujuan top manajer sering tidak bisa
dibedakan dengan tujuan organisasi
4. Karyawan tergantung pada satu orang dalam
organisasi
2.
Organisasi
Garis Dan Staff
Organisasi Garis dan Staff adalah kombinasi dari organisasi lini
dan organisasi fungsional. Pelimpahan wewenang dalam organisasi ini berlangsung
secara vertikal dari seorang atasan pimpinan hingga pimpinan dibawahnya. Untuk
membantu kelancaran dalam mengelola organisasi tersebut seorang pimpinan
mendapat bantuan dari para staf dibawahnya.
Tugas para staf disini adalah untuk
membantu memberikan pemikiran nasehat atau saran-saran, data, informasi dan
pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan suatu
keputusan atau kebijaksanaan. Pada struktur organisasi ini Hubungan antara
atasan dengan bawahan tidak secara langsung.
Ciri-ciri :
1.
Hubungan
atasan .dan bawahan tidak seluruhnya secara langsung.
2.
Karyawan
banyak.
3.
Organisasi
besar.
4.
Ada
dua kelompok kerja dalam organisasi sehingga ditekankan adanya spesialisasi :
a.
Personel
lini/garis.
b.
Personel
staf.
Ø
Kebaikan dari struktur organisasi garis & staff
1. Ada pembagian tugas yang jelas.
2. Kerjasama dan koordinasi dapat
dilaksanakan dengan jelas.
3. Pengembangan bakat segenap anggota
organisasi terjamin.
4. Staffing dilaksanakan sesuai prinsip the
right man on the right place.
5. Bentuk organisasi ini fleksibel untuk
diterapkan.
Ø Kelemahan dari struktur organisasi garis
& staff
1. Tugas pokok orang-orang sering dinomor
duakan.
2. Proses decesion makin berliku-liku.
3. Jika pertimbangan tidak terkontrol maka
sering menimbulkan nepotism spoilsystem patronage.
4. Persaingan tidak sehat antara pejabat
yang satu dengan pejabat lainnya.
3.
Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional diciptakan oleh
F.W.Taylor yaitu suatu
bentuk organisasi di mana kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat
yang memimpin satuan di bawahnya dalam satuan bidang pekerjaan tertentu.
Struktur ini berawal dari konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan
yang jelas dan setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap
bawahan, sepanjang ada hubunganya dengan fungsi atasan tersebut
Ciri-ciri :
1. Organisasi kecil.
2. Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok
kerja staf ahli.
3. Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas.
4. Target yang hendak dicapai jelas dan
pasti.
5.
Pengawasan
dilakukan secara ketat.
Ø Kebaikan dari struktur organisasi
fungsional
1. Program terarah, jelas dan cepat.
2. Anggaran, personalia, dan sarana tepat
dan sesuai.
3. Kenaikan pangkat pejabat fungsional
cepat.
4. Adanya pembagian tugas antara kerja
pikiran dan fisik.
5. Dapat dicapai tingkat spesialisasi yang
baik.
6. Solidaritas antar anggota yang tinggi.
7. Moral serta disiplin kerja yang tinggi.
8. Koordinasi antara anggota berjalan
dengan baik.
9. Mempromosikan ketrampilan yang
terspesialisasi.
10. Mengurangi duplikasi penggunaan sumber
daya yang terbatas.
11. Memberikan kesempatan karir bagi para
tenaga ahli spesialis.
Ø Kelemahan dari struktur organisasi
fungsional
1.
Pejabat
fungsional bingung dalam mengikuti prosedur administrasi.
2.
Pangkat
pejabat fungsional lebih tinggi dibandingkan kepala unit sehingga inspeksi
sulit dilaksanakan.
3.
Insiatif
perseorangan sangat dibatasi.
4.
Sulit
untuk melakukan pertukaran tugas, karena terlalu menspesialisasikan diri dalam
satu bidang tertentu.
5.
Menekankan
pada rutinitas tugas kurang memperhatikan aspek strategis jangka panjang.
6.
Menumbuhkan
perspektif fungsional yang sempit.
7.
Mengurangi
komunikasi dan koordinasi antar fungsi
8.
Menumbuhkan
ketergantungan antar-fungsi dan kadang membuat koordinasi dan kesesuaian jadwal
kerja menjadi sulit dilakukan.
Dan tipe fungsional ini relevan untuk situasi seperti
berikut
1.
Lingkungan
stabil.
2.
Tugas
bersifat rutin dan tidak banyak perubahan terjadi.
3.
Mengutamakan
efisiensi dan kapabilitas fungsional.
4. Fungsi
Kelompok Kerja Dan Cara Pembentukannya
Stoner,
Freeman, dan Gilbert mendefinisikan kelompok sebagai kumpulan dua orang atau
lebih yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi untuk suatu tujuan
tertentu yang dipahami bersama (two or more eople who interact and influence
each other toward a common purpose).
a. Fungsi
dari dinamika kelompok itu antara lain :
1.
Membentuk kerjasama saling menguntungkan
dalam mengatasi persoalan hidup.
3.
Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan
pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga
seleseai lebih cepat, efektif
dan efisien.
Salah satunya dengan membagi pekerjaan besar sesuai bagian kelompoknya
masing-masing atau sesuai keahlian.
4.
Menciptakan iklim demokratis
dalam kehidupan masyarakat dengan memungkinkan setiap individu
memberikan masukan, berinteraksi, dan memiliki peran yang sama dalam
masyarakat.
b. Cara
Pembentukannya
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan
oleh Bruce Tackman pada
1965. Teori ini
dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik dan
menghasilkan banyak ide-ide lain setelah konsep ini dicetuskan. Teori ini
memfokuskan pada cara suatu kelompok menghadapi suatu tugas mulai dari awal
pembentukan kelompok hingga proyek selesai.
1.
Tahap 1 – Forming
Pada tahap ini, kelompok baru saja dibentuk dan diberikan
tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki
itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum bisa saling percaya.
Waktu banyak dihabiskan untuk merencanakan, mengumpulkan infomasi dan
mendekatkan diri satu sama lain.
2.
Tahap 2 – Storming
Pada tahap ini kelompok mulai mengembangkan ide-ide
berhubungan dengan tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam
masalah apa yang harus mereka selesaikan, bagaimana fungsi mereka masing-masing
dan model kepemimpinan seperti apa yang dapat mereka terima. Anggota kelompok
saling terbuka dan mengkonfrontasikan ide-ide dan perspektif mereka
masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada
pula beberapa
kelompok yang
mandek pada tahap ini. Tahap storming sangatlah penting untuk perkembangan
suatu kelompok. Tahap ini bisa saja menyakitkan bagi anggota kelompok yang
menghindari konflik. Anggota kelompok harus memiliki toleransi terhadap
perbedaan yang ada.
3.
Tahap 3 – Norming
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota
kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Kelompok mulai menemukan
haromoni seiring dengan kesepakatan yang mereka buat mengenai aturan-aturan dan
nilai-nilai yang digunakan. Pada tahap ini, anggota kelompok mulai dapat
mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi penting
masing-masing anggota untuk kelmpok.
4.
Tahap 4 – Performing
Kelompok pada tahap ini dapat berfungsi dalam
menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak
perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling tergantung satu sama
lainnya dan mereka saling respek dalam berkomunikasi. Supervisor dari kelompok
ini bersifat partisipatif. Keputusan penting justru banyak diambil oleh
kelompok.
5.
Tahap 5 – Adjourning dan Transforming
Ini adalah tahap yang terakhir dimana proyek berakhir dan
kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap manapun ketika
mereka mengalami perubahan (transforming). Misalnya jika ada review mengenai
goal ataupun ada perubahan anggota kelompok.
·
Keunggulan dari teori ini adalah
menjadi suatu pedoman dalam pembentukan suatu kelompok. Sementara itu
keterbatasannya antara lain:
a. Model ini
didesain untuk menjelaskan tahap-tahap yang terjadi pada kelompok dengan ukuran
kecil.
b. Pada
kenyataannya, proses kelompok tidak linear seperti penjelasan pada teori
Tuckman, namun lebih bersifat siklus.
c. Karakteristik
tiap tahap tidak selalu saklek seperti itu. Karena model ini berkaitan dengan perilaku
manusia, maka kadang tidak jelas ketika sebuah kelompok berpindah dari satu
tahap ke tahap lainnya. Mungkin saja terjadi tumpang tindih antar tahap
tersebut.
d. Model ini tidak
memperhitungkan peranan yang harus diambil individu dalam kelompok.
e. Tidak ada
pedoman mengenai jangka waktu mengenai perpindahan dari satu tahap ke tahap
lainnya.
5. Alasan
Timbulnya Oranisasi Informal Dalam Perusahaan
a. Pengertian Organisasi Informal
Organisasi
informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu
aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu
sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping ke gunung pangrango rame-rame
dengan teman, dan lain-lain.
b. Organisasi Informal
Organisasi
informal ini keberadaannya tidak direncanakan tetapi terjadi secara otomatis
karena hubungan antar perseorangan pada sesama anggota dalam organisasi formal
(perusahaan). Organisasi informal merupakan organisasi yang tercipta karena
adanya hubungan antar pribadi yang secara tidak sadar terjadi keberadaannya
tanpa didasarkan pada hubungan wewenang formal pada struktur organisasi.
Organisasi ini juga terjadi karena adanya komunikasi antar sesama karyawan yang
dengan cepat menyebarkan melalui desas-desus dari mulut ke mulut.
Adapun
desas-desus itu bisa saja berlebihan, salah, kurang tepat maupun merupakan
kebocoran informasi dari atasan yang mungkin benar. Untuk itulah organisasi
informal bermanfaat bagi perusahaan maka sudah sepantasnya kalau setiap atasan
harus bisa menggunakan segi positif keberadaan organisasi informal ini terutama
dalam menyampaikan perintah. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak
resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi
organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan
terstruktur dan terumuskan.
c. Penyebab munculnya organisasi informal
Pada
dasarnya semua individu memiliki kebutuhan untuk mendapat kepuasan dalam
berafiliasi dengan orang-orang di lingkungannya atau dengan kata lain manusia
tidak pernah puas, jika dalam organisasi formal kebutuhan tersebut dapat
dipenuhi, maka ia akan mencari sumber lain untuk memenuhi kebutuhannya. Dan
sumber itu ialah organisasi informal. Dan biasanya organisasi informal muncul
dikarenakan adanya sekelompok orang yang memiliki kebutuhan yang sama.
d. Sifat-sifat organisasi informal
1. Hubungan yang terjadi secara spontan dan
tidak terorganisir.
2. Kepemimpinan ada diantara dua pilihan
antara formal dan tidak formal.
3. Tidak bertumpu pada pengendalian manajemen
seperti pada organisasi formal.
e. Kelebihan dan
kekurangan organisasi informal
1. Memberi dukungan terhadap tujuan
organisasi.
2. Melengkapi perusahaan dengan jalur
komunikasi tambahan.
3. Alat pemuas kepentingan social yaitu
sebagai pemersatu dan memberi ketenangan bagi individu.
4. Kompensasi bagi manager yang kurang
memilki kapabilitas kekurangan.
5. Kabar angin yang beredar bisa
mengakibatkan hal yang negative, akibat yang paling fatal adalah pecahnya
organisasi.
6. Daya tahan terhadap perubahan, apalagi
jika organisasi tidak siap berubah.
7. Penyesuaian kelompok (akan jadi pengganggu
jika standar kelompok lebih rendah dari organisasi formal, karena akan
menurunkan kualitas dari organisasi formalnya.
BAB
III
ANALISIS
Dari
penjelasan di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa, Organisasi
merupakan suatu sekumpulan orang yang membentuk suatu tim yang berfungsi untuk
mencapai sebuah tujuan dari sebuah suatu lembaga yang mendirikan suatu
organisasi tersebut. Organisasi juga merupakan salah satu bentuk contoh untuk
mengajarkan kita bagaimana cara untuk bekerjasama dengan baik, saling
bahu-membahu agar suatu tujuan dari suatu lembaga tersebut tercapai.
Organsasi
juga merupakan sebuah bentuk dari nilai sosial, karena dalam sebuah organisasi
sangat menunjukkan bahwa setiap manusia tidak dapat hidup sendiri melainkan
membutuhkan bantuan orang lain dalam
menggapai sebuah tujuan hidup.
Organisasi
juga memiliki berbagai bentuk struktur dari berbagai macam bentuk struktur
tersebut setiap kelompok atau tim yang telah dibentuk dapat memilih sesuai
dengan yang mereka butuhkan agar tercapai sesuai dengan tujuan awal.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Handoko,
T. Hani. 2013. Manajemen Edisi Kedua.
Cetakan Keduapuluh Lima. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.
repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20I.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Dinamika_kelompok